Senin, 06 Agustus 2012

Pengolahan Rumput Laut

Sebelum mekanisasi pengolahan pascapanen rumput laut, diperkenalkan para petani di Kabupaten Takalaar masih melakukan secara tradisional berbagai tahap-tahap sebagai berikut. 

1. Pembersihan membuang kotoran yang masih menempel, seperti: pasir dan batu-batuan.
2. Pengeringan dengan menjemur rumput laut di ata~ para-para. Penjemuran dihentikan apabila rumput laut telah kering yang ditandai dengan keluarny, garam. Bila cuaca cukup baik, kegiatan penjemuran itu memerlukan waktu selama tiga hari.
3. Rumput laut yang telah kering dicuci dengan air tawar apabila akan digunakan sebagai bahan agar Atau dicuci dengan air laut apabila yang akan diambil keraginannya.
4. Pengeringan kembali dilakukan setelah proses pencucian dengan menjemurnya kurang lebih selama satu hari. Setelah proses ini diharapkan didapat rumput laut kering dengan kadar air lebih kurang 28 %.
5. Pengayakan untuk menyingkirkan kotoran yang masih menempel.
Proses pengolahan seperti digambarkan di atas di samping memerlukan waktu yang lama dan tempat yang luas juga hasilnya belum tentu dapat memenuhi standar yang ditetapkan untuk diekspor.

Teknologi yang Diperkenalkan Reserta Peralatannya
Ekspor rumput laut kering Indonesia kebanyakan terdiri dari marga Euchema, Gracilaria, Gelidium dan Hypnea. Ekspor itu ditujukan ke negara-negara Jepang, Hongkong, Taiwan, Singapura, Denmark, Prancis, Selandia Baru, Amerika Serikat, Spanyol, Korea Selatan dan Jerman. Rumput laut kering untuk dapat diekspor harus memenuhi persyaratan mutu yang telah ditetapkan, seperti bebas dari kandungan kadar air, benda asing (garam, pasir, karang dan kayu) dan tidak berbau.
Masyarakat petani rumput laut Sulawesi Selatan tidak mengekspor semua marga rumput laut yang disebutkan di atas. Mereka mengekspor sesuai dengan marga yang dibudidayakannya, yaitu Euchema dan Glacilaria. Untuk membantu petani rumput laut setempat mengatasi permasalahannya telah diperkenalkan proses penanganan pasca panen baru sebagai berikut.

a. Sortasi
Pada tahap ini dilakukan pembuangan kotoran yang menempel dan rumput laut jenis lain yang tidak dikehendaki. 

b. Pengeringan
Rumput laut yang telah dibersihkan kemudian dikeringkan dengan menggunakan alat Batch Dryer selama 4-6 jam seperti tertera pada Gambar 2 di bawah ini. Alat ini merupakan hasil rakitan Politani Negeri, Pangkep. Pengeringan dengan memanfaatkan sinar matahari ini memerlukan waktu 2-3 hari. Standar kandungan kadar air untuk marga Euchema adalah 15% dan 25 % untuk marga Gracilaria.

c. Pengayakan
Setelah proses pengeringan, pekerjaan dilanjutka dengan tahap pengolahan berikutnya, yaitu pengayak cu Tahap ini bertujuan untuk memisahkan kotoran yan berupa pasir yang masih menempel. Proses air dikerjakan dengan menggunakan mesin pengayak yan juga dirakit oleh Politani Negeri, Pangkep, seperti yang; tampak pada Gambar 3.

Gambar 3. Alat Pengayak

d.Pengepresan
Proses pengolahan terakhir sebelum rumput laut dikirim ke luar negeri adalah pengepresan yaitu dalarr bentuk briket. Pada saat pengepresan disemprotkan KelI yang berkomposisi kalium, soda, yodium dengar konsentrasi 0,5%. Alat pengepres rakitan Politani adalah sepert tertera pada Gambar 4.

Gambar 4. Alat Pengepres

Proses pengolahan pascapanen dan peralatan yang diperkenalkan oleh Politani, Negeri Pangkep untuk mengolah rumput laut ini, ternyata telah membawa berkah kepada para petani dan UKM. Rumput laut kering yang tadinya diolah secara tradisional harga jualnya hanya Rp 4500/kg kini setelah diolah dengan menggunakan proses dan peralatan baru, harga jualnya meningkat menjadi Rp 6.000/kg.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar