PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Seiring
dengan semakin bertambahnya pencemaran yang terjadi di biosfer, maka kebutuhan
untuk mengaplikasikan teknologi bioremediasi juga semakin bertambah. Teknologi
Bioremediasi merupakan teknologi yang banyak digunakan dalam mengatasi permasalahan
pencemaran yang terjadi di lingkungan, terutama di lingkungan litosfer dan hidrosfer.
Bioremediasi
adalah aplikasi dari proses biologis untuk memulihkan suatu tempat yang
tercemar dengan menggunakan mikroorganisme. Teknologi ini memiliki banyak
keuntungan, namun yang paling utama adalah sustainable. Selain itu, teknologi ini juga memiliki kelemahan
yaitu time-consuming jika
teknologi ini digunakan untuk mengeliminasi pencemar yang non-biodegradable.
Salah satu
contoh aplikasi dari teknologi bioremediasi adalah sistem pengolahan air kotor,
IPAL Bojongsoang yang berada di Kabupaten Bandung. Di tempat ini, air buangan domestik
dari rumah tangga yang disalurkan melalui perpipaan diolah dengan proses fisika
dan kimia sebelum dibuang ke Sungai Citarum. Dengan pengolahan ini, diharapkan tingkat
pencemaran terhadap Sungai Citarum tersebut dapat dikurangi.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui pengertian
bioremedias.
2. Mengetahui manfaat bioremediasi
3. Mengetahui betapa pentingnya
bioremediasi terhadap likungan
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Bioremediasi
Bioremediasi merupakan suatu teknologi
inovatif pengolahan limbah, yang dapat menjadi teknologi alternatif dalam
menangani pencemaran yang diakibatkan oleh kegiatan pertambangan di Indonesia.
Bioremediasi ini teknik penanganan limbah atau pemulihan lingkungan, dengan
biaya operasi yang relatif murah, serta ramah dan aman bagi lingkungan.
Bioremediasi adalah proses pembersihan
pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri).
Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi
bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).
2.2 Proses Bioremediasi
Proses bioremediasi harus memperhatikan
antara lain temperatur tanah, derajat keasaman tanah, kelembaban tanah, sifat
dan struktur geologis lapisan tanah, lokasi sumber pencemar, ketersediaan air,
nutrien (N, P, K), perbandingan C : N kurang dari 30:1, dan ketersediaan
oksigen.
Bioremediasi didefinisikan sebagai proses
penguraian limbah organik/anorganik polutan secara biologi dalam kondisi terkendali.
Penguraian senyawa kontaminan ini umumnya melibatkan mikroorganisme (khamir,
fungi, dan bakteri). Pendekatan umum yang dilakukan untuk meningkatkan
biodegradasi adalah dengan cara yang pertama menggunakan mikroba indigenous
(bioremediasi instrinsik), kedua memodifikasi lingkungan dengan penambahan
nutrisi dan aerasi (biostimulasi), dan yang ketiga penambahan mikroorganisme
(bioaugmentasi).
Ada dua jenis bioremediasi, yaitu in-situ
(atau on-site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan on-site adalah
pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri
dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi. Sementara bioremediasi
ex-situ atau pembersihan off-side dilakukan dengan cara tanah yang tercemar
digali dan dipindahkan ke dalam penampungan yang lebih terkontrol, kemudian
diberi perlakuan khusus dengan menggunakan mikroba. Bioremediasi ex-situ dapat
berlangsung lebih cepat, mampu me-remediasi jenis kontaminan dan jenis tanah
yang lebih beragam, dan lebih mudah dikontrol dibanding dengan bioremediasi
in-situ.
Ada 4 teknik dasar yang biasa digunakan dlm
bioremediasi:
1. Stimulasi aktivitas mikroorganisme asli (di lokasi tercemar)
dengan penambahan nutrien, pengaturan
kondisi redoks, optimasi pH.
2. Inokulasi (penanaman) mikroorganisme di lokasi tercemar, yaitu
mikroorganisme yang memiliki kemampuan biotransformasi khusus.
3. Penerapan immobilized
enzymes.
4. Penggunaan
tanaman (phytoremediation) untuk menghilangkan atau mengubah pencemar.
Bioremediasi ex-situ meliputi penggalian tanah
yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah
aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah
tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke
bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang
kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Kelemahan bioremediasi
ex-situ ini jauh lebih mahal dan rumit. Sedangkan keunggulannya antara lain
proses bisa lebih cepat dan mudah untuk dikontrol, mampu meremediasi jenis
kontaminan dan jenis tanah yang lebih beragam.
2.3 Manfaat Bioremediasi
Bioremediasi telah memberikan manfaat yang
luar biasa pada berbagai bidang, yaitu :
1.
Bidang Lingkungan
Pengolahan
limbah yang ramah lingkungan dan bahkan mengubah limbah tersebut menjadi ramah
lingkungan. Contoh bioremediasi dalam lingkungan yakni telah membantu
mengurangi pencemaran dari pabrik, misalnya saat 1979, supertanker Exxon Valdez
di Alaska, lebih dari 11juta gallon oli mentah mengalir, tetapi bakteri pemakan
oli membantu mengurangi pencemaran laut yang lebih jauh lagi.
2.
Bidang Industri
Bioremediasi
telah memberikan suatu inovasi baru yang membangkitkan semangat industri
sehingga terbentuklah suatu perusahaan yang khusus bergerak dibidang
bioremediasi, contohnya adalah Regenesis Bioremediation Products, Inc., di San
Clemente, Calif.
3.
Bidang Ekonomi
Karena
bioremediasi menggunakan bahan bahan alami yang hasilnya ramah lingkungan,
sedangkan mesin-mesin yang digunakan dalam pengolahan limbah memerlukan modal
dan biaya yang jauh lebih, sehingga bioremediasi memberikan solusi ekonomi yang
lebih baik.
4.
Bidang Pendidikan
Penggunaan
microorganisme dalam bioremediasi, dapat membantu penelitian terhadap
mikroorganisme yang masih belum diketahui secara jelas.Pengetahuan ini akan
memberikan sumbangan yang besar bagi dunia pendidikan sains.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar