Kamis, 12 April 2012

BIOREMEDIASI


PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang

Seiring dengan semakin bertambahnya pencemaran yang terjadi di biosfer, maka kebutuhan untuk mengaplikasikan teknologi bioremediasi juga semakin bertambah. Teknologi Bioremediasi merupakan teknologi yang banyak digunakan dalam mengatasi permasalahan pencemaran yang terjadi di lingkungan, terutama di lingkungan litosfer dan hidrosfer.
Bioremediasi adalah aplikasi dari proses biologis untuk memulihkan suatu tempat yang tercemar dengan menggunakan mikroorganisme. Teknologi ini memiliki banyak keuntungan, namun yang paling utama adalah sustainable. Selain itu, teknologi ini juga memiliki kelemahan yaitu time-consuming jika teknologi ini digunakan untuk mengeliminasi pencemar yang non-biodegradable.
Salah satu contoh aplikasi dari teknologi bioremediasi adalah sistem pengolahan air kotor, IPAL Bojongsoang yang berada di Kabupaten Bandung. Di tempat ini, air buangan domestik dari rumah tangga yang disalurkan melalui perpipaan diolah dengan proses fisika dan kimia sebelum dibuang ke Sungai Citarum. Dengan pengolahan ini, diharapkan tingkat pencemaran terhadap Sungai Citarum tersebut dapat dikurangi.


1.2  Tujuan

1. Mengetahui pengertian bioremedias.
2. Mengetahui manfaat bioremediasi
3. Mengetahui betapa pentingnya bioremediasi terhadap likungan



PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bioremediasi
Bioremediasi merupakan suatu teknologi inovatif pengolahan limbah, yang dapat menjadi teknologi alternatif dalam menangani pencemaran yang diakibatkan oleh kegiatan pertambangan di Indonesia. Bioremediasi ini teknik penanganan limbah atau pemulihan lingkungan, dengan biaya operasi yang relatif murah, serta ramah dan aman bagi lingkungan.
Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).
2.2 Proses Bioremediasi
Proses bioremediasi harus memperhatikan antara lain temperatur tanah, derajat keasaman tanah, kelembaban tanah, sifat dan struktur geologis lapisan tanah, lokasi sumber pencemar, ketersediaan air, nutrien (N, P, K), perbandingan C : N kurang dari 30:1, dan ketersediaan oksigen.
Bioremediasi didefinisikan sebagai proses penguraian limbah organik/anorganik polutan secara biologi dalam kondisi terkendali. Penguraian senyawa kontaminan ini umumnya melibatkan mikroorganisme (khamir, fungi, dan bakteri). Pendekatan umum yang dilakukan untuk meningkatkan biodegradasi adalah dengan cara yang pertama menggunakan mikroba indigenous (bioremediasi instrinsik), kedua memodifikasi lingkungan dengan penambahan nutrisi dan aerasi (biostimulasi), dan yang ketiga penambahan mikroorganisme (bioaugmentasi).
Ada dua jenis bioremediasi, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi. Sementara bioremediasi ex-situ atau pembersihan off-side dilakukan dengan cara tanah yang tercemar digali dan dipindahkan ke dalam penampungan yang lebih terkontrol, kemudian diberi perlakuan khusus dengan menggunakan mikroba. Bioremediasi ex-situ dapat berlangsung lebih cepat, mampu me-remediasi jenis kontaminan dan jenis tanah yang lebih beragam, dan lebih mudah dikontrol dibanding dengan bioremediasi in-situ.
Ada 4 teknik dasar yang biasa digunakan dlm bioremediasi:
1. Stimulasi aktivitas mikroorganisme asli (di lokasi tercemar) dengan penambahan nutrien,   pengaturan kondisi redoks, optimasi pH.
2. Inokulasi (penanaman) mikroorganisme di lokasi tercemar, yaitu mikroorganisme yang memiliki kemampuan biotransformasi khusus.
3.    Penerapan immobilized enzymes.
4.  Penggunaan tanaman (phytoremediation) untuk menghilangkan atau mengubah pencemar.
 Bioremediasi ex-situ meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Kelemahan bioremediasi ex-situ ini jauh lebih mahal dan rumit. Sedangkan keunggulannya antara lain proses bisa lebih cepat dan mudah untuk dikontrol, mampu meremediasi jenis kontaminan dan jenis tanah yang lebih beragam.

2.3 Manfaat Bioremediasi

Bioremediasi telah memberikan manfaat yang luar biasa pada berbagai bidang, yaitu :
1.     Bidang Lingkungan
Pengolahan limbah yang ramah lingkungan dan bahkan mengubah limbah tersebut menjadi ramah lingkungan. Contoh bioremediasi dalam lingkungan yakni telah membantu mengurangi pencemaran dari pabrik, misalnya saat 1979, supertanker Exxon Valdez di Alaska, lebih dari 11juta gallon oli mentah mengalir, tetapi bakteri pemakan oli membantu mengurangi pencemaran laut yang lebih jauh lagi.
2.     Bidang Industri
Bioremediasi telah memberikan suatu inovasi baru yang membangkitkan semangat industri sehingga terbentuklah suatu perusahaan yang khusus bergerak dibidang bioremediasi, contohnya adalah Regenesis Bioremediation Products, Inc., di San Clemente, Calif.
3.     Bidang Ekonomi
Karena bioremediasi menggunakan bahan bahan alami yang hasilnya ramah lingkungan, sedangkan mesin-mesin yang digunakan dalam pengolahan limbah memerlukan modal dan biaya yang jauh lebih, sehingga bioremediasi memberikan solusi ekonomi yang lebih baik.
4.     Bidang Pendidikan
Penggunaan microorganisme dalam bioremediasi, dapat membantu penelitian terhadap mikroorganisme yang masih belum diketahui secara jelas.Pengetahuan ini akan memberikan sumbangan yang besar bagi dunia pendidikan sains.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar