- PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Navigasi adalah suatu teknik untuk menentukan kedudukan dan arah lintasan
perjalanan secara tepat, atau suatu kegiatan mengontrol arah perjalanan baik di
peta maupun di medan sebenarnya dengan tepat hingga sampai ke tujuan.
Pada kondisi terdahulu, istilah navigasi digunakan untuk melakukan
perjalanan di alam bebas hanya dibantu oleh peta, kompas dan kemampuan
berorientasi yaitu usaha memperkirakan atau menentukan tempat kedudukan setepat
mungkin dengan cara mengamati, mempelajari, mengenali keadaan sekitar selama
perjalanan dilakukan.
Sekarang, navigasi sudah mengalami perkembangan, sehingga terdapat beberapa
jenis perangkat navigasi lain, yaitu perangkat navigasi yang tergabung dalam navigasi
elektronik. Navigasi elektronik sering digunakan karena perannya cukup
dibutuhkan untuk hasil yang lebih akurat dan penggunaannya lebih praktis,
mengingat medan kedudukan yang ingin dicari kadang kala tidaklah selalu aman.
Menyadari betapa pentingnya hal diatas, maka diperlukan adanya pengulasan
lebih lanjut mengenai navigasi elektronik.
Tujuan
Adapun tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk mengetahui perangkat
navigasi elektronik dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
- NAVIGASI ELEKTRONIK
2.1 Pengertian Navigasi Elektronik
Navigasi elektronik adalah suatu
teknik untuk menentukan kedudukan dan arah lintasan secara tepat dengan
menggunakan perangkat berbasis elektronik.
2.2 Perangkat Navigasi Elektronik
Terdapat beberapa perangkat
navigasi elektronik antara lain Radar, RDF, Loran, Decca, Omega, Consol.
2.2.1 Radar
2.2.1.1 Sejarah
Radar kependekan dari radio detection and
ranging. Radar merupakan sistem gelombang elektromagnetik yang digunakan untuk
mendeteksi, mengukur jarak dan membuat map benda-benda seperti pesawat terbang,
kendaraan bermotor dan informasi cuaca/hujan..
Gelombang radio/sinyal yang dipancarkan dari
suatu benda dapat ditangkap oleh radar kemudian dianalisa untuk mengetahui
lokasi dan bahkan jenis benda tersebut. Walaupun sinyal yang diterima relatif
lemah, namun radar dapat dengan mudah mendeteksi dan memperkuat sinyal
tersebut.
Tahun 1865 seorang ahli fisika Inggris
“James Clerk Maxwell“ mengembangkan dasar-dasar teori tentang elektromagnetik. Dan satu tahun kemudian, “Heinrich Rudolf
Hertz” seorang ahli fisika Jerman berhasil membuktikan teori Maxwell dengan
menemukan gelombang elektromagnetik.
Penggunaan
gelombang elektromagnetik untuk mendeteksi keberadaan suatu benda, pertama
diterapkan oleh Christian Hülsmeyer pada tahun 1904 dengan mempertunjukkan
kebolehan mendeteksi kehadiran dari suatu kapal pada cuaca berkabut tebal,
tetapi belum sampai mengetahui jarak kapal tersebut.
Pada tahun 1921 “Albert Wallace Hull”
menemukan Magnetron sebagai tabung pemancar sinyal/transmitter efisien. Tahun
1922 “A. H. Taylor and L.C.Young” dan tahun 1930 L. A. Hyland dari Laboratorium
Riset kelautan Amerika Serikat, berturut-turut berhasil menempatkan transmitter
pada kapal kayu dan pesawat terbang untuk pertama kalinya.
Sebelum Perang Dunia II yakni antara tahun
1934 hingga 1936, ilmuan dari Amerika, Jerman, Prancis dan Inggris
mengembangkan sistem radar. Namun setelah Perang Dunia II sistem radar
berkembang sangat pesat, baik tingkat resolusi dan portabilitas yang lebih
tinggi, maupun peningkatan kemampuan sistem radar sebagai pertahanan militer.
Hingga saat ini sistem radar sudah lebih luas lagi penggunaannya yakni meliputi
kendali lalu lintas udara (Air Traffic Control), pemantau cuaca dan jalan.
2.2.1.2 Jenis-jenis radar
- Doppler Radar
Radar Doppler merupakan jenis radar yang
menggunakan Efek Doppler untuk mengukur kecepatan radial dari sebuah objek yang
masuk daerah tangkapan radar. Radar jenis ini sangat akurat dalam mengukur
kecepatan radial. Contoh Radar Doppler yaitu Weather radar yang digunakan untuk
mendeteksi cuaca.
- Bistatic Radar
Radar Bistatic adalah jenis sistem radar
yang mempunyai kompenen pemancar sinyal (transmitter) dan penerima sinyal
(receiver) dipisahkan oleh suatu jarak yang dapat dibanding dengan jarak
target/objek. Objek dideteksi
berdasarkan pantulan sinyal dari objek tersebut ke pusat antena. Contoh Radar
Bistatic yaitu Passive radar.
2.2.1.3 Metode pengoperasian radar
Sistem
radar mempunyai tiga komponen utama yakni: Antena, Transmitter
(Pemancar sinyal), Receiver (penerima sinyal)
1.
Antena
Antena radar adalah suatu antena reflektor
berbentuk parabola yang menyebarkan energi elektromagnetik dari titik fokusnya
dan dicerminkan melalui permukaan yang berbentuk parabola sebagai berkas sempit
(gbr.A). Antena radar merupakan dwikutub (gbr.B). Input sinyal yang masuk
dijabarkan dalam bentuk phased-array yang merupakan sebaran unsur-unsur objek
yang tertangkap antena dan kemudian diteruskan ke pusat sistem radar.
Contoh Reflektor antena
2.
Pemancar Sinyal (Transmitter)
Transmitter pada sistem radar berfungsi
untuk memancarkan gelombang elektromagnetik melalui reflektor antena agar
sinyal objek yang berada pada daerah tangkapan radar dapat dikenali, umumnya
Transmitter mempunyai bandwidth yang besar dan tenaga yang kuat serta dapat
bekerja efisien, dapat dipercaya, tidak terlalu besar ukurannya dan juga tidak
terlalu berat serta mudah perawatannya.
3.
Penerima sinyal (Receiver)
Receiver pada sistem radar berfungsi untuk
menerima pantulan kembali gelombang elektromagnetik dari sinyal objek yang
tertangkap radar melalui reflektor antena, umumnya Receiver mempunyai kemampuan
untuk menyaring sinyal agar sesuai dengan pendeteksian serta dapat menguatkan
sinyal objek yang lemah dan meneruskan sinyal objek tersebut ke signal and data
processor (Pemroses data dan sinyal) serta menampilkan gambarnya di layar
monitor (Display).
Radar pada umumnya beroperasi dengan menyebar
tenaga elektromagnetik terbatas di dalam piringan antena yang bertujuan untuk
menangkap sinyal dari benda yang melintas pada daerah tangkapan yang bersudut
20o – 40o. Ketika suatu benda masuk dalam daerah
tangkapan antena, maka sinyal yang ditangkap akan diteruskan ke pusat sitem
radar dan akan diproses hingga benda tersebut nantinya akan tampak dalam layar
monitor/display.
Radar digunakan dalam berbagai keperluan,
misalnya, untuk:
1. Keperluan
Militer
a. Airborne
early warning (AEW)
System adalah sistem radar untuk mendeteksi pesawat terbang lain. Sistem radar ini sering digunakan untuk pertahanan dan penyerangan udara.
System adalah sistem radar untuk mendeteksi pesawat terbang lain. Sistem radar ini sering digunakan untuk pertahanan dan penyerangan udara.
Pesawat tempur
Amerika Serikat F-14 yang menembakkan peluru kendali udara ke udara (air-to-air
missile) “AIM-54 Phoenix” yang menggunakan radar pemandu untuk mencapai target
penembakkan.
2. Keperluan
Kepolisian
Radar Gun dan
Microdigicam radar merupakan contoh radar yang sering digunakan pihak
kepolisian untuk mendeteksi kecepatan kendaraan bermotor di jalan.
3. Keperluan
Penerbangan
Air traffic control
(ATC) adalah Kendali lalu lintas udara yang bertugas mengatur kelancaran
lalulintas udara bagi pesawat terbang yang akan lepas landas, ketika terbang di
udara maupun ketika akan mendarat serta meberikan layanan informasi bagi pilot
tentang cuaca, situasi dan kondisi Bandara.
4. Keperluan
Cuaca
·
Weather radar merupakan jenis
radar cuaca yang mampu mendeteksi intensitas curah hujan dan cuaca buruk
seperti adanya badai.
·
Wind profiler merupakan jenis
radar cuaca yang menggunakan gelombang suara (SODAR) untuk mendeteksi kecepatan
dan arah angin.
2.2.1.4 Kelebihan dan kelemahan
Kelemahan radar
juga perlu diketahui, yaitu masih sangat terpengaruh dari kondisi topografi.
Sehingga untuk daerah yang berundulasi atau bergunung maka akurasi hasil akan
menurun(Hartanto, 2008).
2.2.2 RDF
2.2.2.1 Sejarah
Radio Direction Finder (RDF) bekerja dengan
membandingkan kekuatan sinyal dari pemancar dari arah yang berbeda.
Konvensional pemancar yang diaktifkan dan operator untuk menentukan arah di
mana sinyal dari stasiun datang serta kuat atau lemahnya. Sistem ini telah
banyak digunakan sejak tahun 1940-an dan 1930an. Pemancar RDF pada pra-Perang Dunia II
digunakan pada pesawat terbang, yang melingkar di bawah baling bagian belakang
badan pesawat terbang atau di atas kokpit (ruang pilot).
2.2.2.2 Metode pengoperasian RDF
Radio transmitters
untuk navigasi udara yang dikenal sebagai beacon dan radio setara dengan
mercusuar. Pemancar
yang mengirimkan sebuah PM
termasuk siaran stasiun dari identifier dalam kode Morse yang digunakan
untuk mengkonfirmasi stasiun operasional dan status. Teknologi terbaru juga
dapat menerima kode morse melalui stasiun radio AM komersial, yang dapat
berguna karena kemampuan tinggi serta lokasinya yang berada di dekat kota-kota
besar.
RDF digunakan berupa
navigasi pesawat terbang, dan membentuk jaringan dari beacon "saluran
udara" dari bandara ke bandara. Pada tahun 1950-an sistem ini adalah
augmented oleh Vor
sistem, di mana arah ke mercusuar dapat diperoleh dari sinyal itu sendiri,
sehingga berbeda dengan non-directional beacon.
Saat ini, banyak NDB telah decommissioned demi lebih
akuratnya sistem penggunaan GPS. Namun rendahnya biaya
sistem ADF menghasilkan cadangan untuk GPS yang efisien.
Pencarian arah secara manual dilakukan dengan memutar arah
pemancar, sementara operator untuk menangkap null (sinyal) yang siap diterima. menangkap untuk null
lebih mudah daripada untuk menangkap peak, dan biasanya menghasilkan hasil yang
lebih akurat.
Penentuan arah secara otomatis dengan sistem pemancar
digerakkan dengan mesin. Alat elektronik akan yang menangkap sinyal yang ada
jika pemancar berada di sudut kanan dari sinyal tersebut. Sebuah lampu kecil
yang terpasang menunjukkan kecepatan sebagai pemancar; ketika sinayal telah
terdeteksi, lampu flashes akan muncul sebagai satu titik terang di kompas meningkat.
2.2.2.3 Kelebihan dan kelemahan
Kelebihan dari RDF adalah
keakuratan data yang diperoleh saat mencari posisi. Sedangkan kelemahan dari
RDF adalah metode kerja yang sangat tergantung pada lokasi posisi kita terhadap
posisi transmitter.
2.2.3 LORAN
2.2.3.1 Sejarah
LORAN Amerika
merupakan perkembangan sistem British Gee radio navigasi yang digunakan selama
Perang Dunia II dan digunakan secara
luas oleh US navy dan Royal navy. Awalnya LORAN dikenal
sebagai LRN (Loomis radio navigation)
diambil dari nama jutawan dan fisikawan Alfred Lee Loomis. LORAN memiliki
peranan penting dalam pengembangan militer selama Perang Dunia II.
LORAN adalah
suatu sistem navigasi dengan menggunakan gelombang radio berjangkauan
jauh, operasi sistem navigasi hiperbolik
pada band frekuensi 90 - 100 KHz yang merupakan gelombang Low Frequency dengan sifat perambatan groundwave. Untuk saat ini versi yang umum digunakan adalah LORAN-C
yang beroperasi di frekuensi rendah ( 90-110 kHz).Banyak negara yang
menggunakan sistem ini, antara lain Amerika Serikat, Jepang, dan beberapa
negara di Eropa. Rusia menggunakan sistem yang hampir sama di rentang frekuensi
yang sama, yang disebut CHAYKA.
2.2.3.2 Metode pengoperasian LORAN
Sistem navigasi
Loran menggunakan beberapa land-based transmitting station yang ditempatkan
terpisah beberapa ratus miles dan diorganisasi dalam chains. Setiap Loran
chain minimal terdiri dari tiga stasiun yaitu 1 master stasion dan 2 secondary
stasion. Dengan prinsip pengiriman pulsa dari stasiun transmitter ke receiver,
maka akan diperoleh Time Different (TD) antara kedatangan sinyal dari stasiun
master dan stasiun sekunder sehingga dapat dikonversikan ke suatu nilai jarak
tertentu untuk mendapatkan hyperbolic lines of position. Titik perpotongan 2 garis hiperbolik adalah
posisi penerima.
Gambar
Sistem Navigasi Hiperbola
Reciever/Radiosonde
menerima sinyal dari Loran beacon A, B dan C. Perbedaan waktu antara penerimaan
sinyal dari beacon A dan B menempatkan sonde pada setiap titik pada hiperbola
Tab. Perbedaan waktu antara receival dari sinyal dari beacon A dan C
menempatkan sonde pada titik di hiperbola Tac. Sehingga sonde terletak pada
persimpangan Tab dan Tac.
LORAN berbasis trasmiter hanya mencakup wilayah tertentu. Cakupan yang
cukup baik di Amerika Utara, Eropa dan Pasifik.
2.2.3.3 Kelebihan dan kelemahan
1.
Loran yang pertama kali dikembangkan adalah Loran-A
dengan frekuensi 1850 – 1950 kHz dan jarak jangkauan 800 – 1400 mil
2.
Loran yang saat ini digunakan adalah Loran-C,
menggunakan gelombang radio pada frekuensi 90 – 110 kHz dan Jarak jangkauannya
1200 – 2300 mil.
3.
Jenis gelombang yang digunakan adalah gelombang
pulsa (pulse wave) yang merupakan gelombang modulasi.
4. Kesalahan penilikannya 200 – 700 yards (in
rms)
5. Dapat digunakan baik pada malam maupun siang
hari
6.
Receiver Loran
yang ada dikapal, umumnya sudah otomatis dan sudah menunjukkan secara langsung posisi lintang dan bujur,
kecepatan kapal, jalur serta jarak ke tujuan selanjutnya.
2.2.4 DECCA
2.2.4.1 Sejarah
Sistem Decca adalah satu sistem hiperbolic frekwensi rendah olah gerak radio (juga dikenal sebagai
multilateration itu yang pertama
menyebarkan selama Perang dunia ii
ketika kekuatan Bersekutu memerlukan satu sistem yang agar dapat
mencapai pendaratan yang akurat. Sama halnya dengan sistem Loran c, primer
penggunaan ini adalah untuk olah gerak kapal di perairan bersubstrat pantai.
Kapal nelayan adalah sasaran utama pengguna, tapi ini juga dipakai pada pesawat terbang, yaitu pada
tahap awal (1949) aplikasinya membuat penggunaan peta tergantikan. Sistem
disebarkan secara ekstensif pada Laut Utara dan dipergunakan oleh helikopter
dan di operasikan ke blok perminyakan . Setelah tutup pada musim semi dari
tahun 2000, ini telah digantikan oleh sistem seperti Amerika (GPS) dan Orang
Eropa terencana GALILEO sistem posisi.
Ini disebarkan pada
Kerajaan Inggris setelah Perang Dunia II
dan nanti terpakai pada beberapa area di seluruh bumi. Karyawan Decca membuat
lelucon bahwa DECCA adalah satu akronim untuk Membaktikan Lelaki Inggris
Kekacauan Sebab Tersebar Luas .
Pada 1936 William J.
o‘Brien, satu insinyur Amerika, menderita penyakit tuberkulosis dimana membuat
kariernya hanya belangsung untuk suatu masa dua tahun. Selama periode ini dia
yang punya ide dari perbaikan posisi atas pertolongan tahapan perbandingan
dengan transmisi gelombang berkepanjangan. Pasar awal mempertimbangkan adalah
untuk pesawat terbang dan beberapa percobaan diselesaikan di California pada
1938. Bagaimanapun berdua Angkatan Perang Amerika dan Angkatan Laut
mempertimbangkan ide juga silang pendapat.
O’Brien Yang punya satu
rekan, Harvey F. Schwarz, yang merupakan pimpinan insinyur dari Perusahaan
perekaman Decca di Inggris, dan pada
1939 mengirimkan rincian tentang sistem
ini sehingga dapat dikemukakan ke militer britania. Pada awalnya Watt Robert
Watson mempelajari sistem namun tidak dapat menerapkannya. Pada Oktober 1941
sinyal Markas Besar Angkatan Laut britania (ASE) dijadikan pusat pengembangan
sistem, yang kemudian berubah seperti markas
besar angkatan laut yang dilengkapi dengan QM . O’Brien datang ke
UK dan pertama kalinya mengendalikan ujicoba di laut antara Anglesey dan Kecil dari pria pulau , di frekuensi dari
305 / 610 kHz, pada 16 September 1942 .
Ini adalah ujicoba yang sukses dan selanjutnya dikendali pada utara Laut
irlandia di April 1943 pada 70 / 130
kHz. Tiga satuan stasiun ujicoba diperoleh di kota penghubung dengan satu
penyergapan besar-besaran dan latihan pendaratan pada Muara Moray di Pebruari / Berbaris 1944.
Sukses dari ujicoba dan
kemudahan relatif dari penggunaan dan keakuratan dari sistem yang dihasilkan di
Decca mendapat satu order untuk 27 Markas
besar angkatan laut Memperlengkapi QM penerima. Penerima terdiri dari
satu unit elektronik dengan dua angka telepon dan operator ini dikenal sebagai
"Pekerjaan Gasmeter biru". Satu rangkai Decca dibuat, terdiri dari
satu stasiun penguasa di Chichester dan budaki di Swanage dan Beachy Pimpin . Satu ke-empat,
umpan, pemancar ditempatkan pada Muara Thames seperti bagian dari penyamaran invasi akan
terfokus pada Calais area.
Duapuluh
satu kapal penyapu ranjau dan kapal lain dicocokkan dengan satu dmiralty
Memperlengkapi QM dan pada 5 Juni
1944 mereka menggunakan ini untuk melayari seberang
Kanal inggris dengan teliti dan untuk menyapu daerah pertambangan pada
area terencana. Area sapu ditandai dengan pe!ampung dalam mempersiapkan Pendaratan
Normandia .
Setelah kapal awal uji,
Decca diujicobakan pada pengendalian mobil dengan, menancapkan Kingston.
Kemudian untuk meverifikasi keakuratan penerima, pada instalasi mobil ini
ditemukan kemungkinan untuk berjalan diantara lintas jalan setapak lalu
perorangan. Perusahaan yang berteknologi tinggi itu menduga bahwa sistem dapat
dipergunakan di pesawat terbang, untuk mengijinkan lebih jauh olah gerak yang
tepat pada kritis airspace di sekitar pusat bandar udara dan perkotaan dimana
kepadatan lalu lintas paling tinggi.
2.2.4.2 Metode pengoperasian DECCA
Ketika dua setasiun
mengirimkan data yang sama, kunci tahap frekuensi , perbedaan tahap di
antara kedua sinyal adalah tetap sepanjang satu alur hiperbolic. Tentu, kalau
dua setasiun mengirimkan frekuensi yang sama, mustahil bagi penerima untuk
memisahkannya; sehingga dari pada semua stasiun mengirimkan pada frekuensi yang
sama, masing-masing rangkai dialokasikan satu frekuensi nominal, 1f, dan
masing-masing stasiun pada rangkai yang dikirimkan pada satu harmonik dari
frekuensi dasar ini, sebagai berikut:
Stasiun
|
Selaras
|
Frekuensi (kHz)
|
Pemerintah
|
6f
|
85. 000
|
Budak warna ungu
|
5f
|
70. 833
|
Budak merah
|
8f
|
113. 333
|
Budak hijau
|
9f
|
127. 500
|
Frekuensi yang diberikan
adalah itu untuk Rangkai 5B, dikenal sebagai Rangkaian Inggris, tapi semua
rangkaian mempergunakan frekuensi serupa di antara 70 kHz dan 129 kHz.
Penerima Decca banyak
diterima dengan sinyal utama dari masing-masing Budak oleh nilai berbeda untuk
mendatangi di satu frekuensi umum( sedikit umum berbagai paling , LCM) untuk
masing-masing Penguasa / pasangan Budak, sebagai berikut:
Pola
|
Selaras
budak
|
Pendarab
budak
|
Selaras
penguasa
|
Pendarab
utama
|
Frekuensi
umum
|
Warna ungu
|
5f
|
×6
|
6f
|
×5
|
30f
|
Merah
|
8f
|
×3
|
6f
|
×4
|
24f
|
Hijau
|
9f
|
×2
|
6f
|
×3
|
18f
|
Ini adalah perbandingan
tahap frekuensi umum yang dihasilkan pada baris hiperbolic dari posisi.
Interval di antara dua hiperbola yang berdekatan pada posisi sinyal berada
dalam tahap panggilan satu jalan setapak . Sejak panjang gelombang dari
frekuensi umum adalah kecil bandingkan dengan jarak di antara stasiun utama dan
Budak di situ adalah banyak baris kemungkinan dari posisi untuk satu perbedaan
tahap tertentu, dan demikian satu posisi unik tidak dapat dideteksi oleh cara
ini.
Penerima lain, secara khas
untuk aplikasi menurut ilmu penerbangan, frekuensi terpancar memutuskan ke
frekuensi dasar (1f) untuk menghasilkan perbandingan, kemudian dibandingkan dan
memperbanyak mereka sampai frekuensi LCM.
2.2.4.3 Kelebihan dan kelemahan
Selama siang hari luas
jangkauan sekitar 400 mil nautika (740 km) dapat diperoleh dan akan berkurang
pada malam hari yaitu dari 200 ke 250 mil nautika (460 km), bergantung kepada
kondisi cuaca.
Keakuratan
bergantung kepada:
·
Lebar dari jalan setapak
·
Sudut dari pemotongan dari baris hiperbolic dari
posisi
·
Kesalahan peralatan
·
Kesalahan pengembangan (misalnya. Skywave )
Siang hari kesalahan ini
dapat terbentang dari beberapa jangka pada garis dasar sampai satu mil nautika
pada tepi dari jangkauan. Pada malam hari, kesalahan skywave adalah lebih besar
dan pada penerima tanpa kemampuan multipulse ini, Terkadang tanpa disadari ahli
olah gerak pelayaran.
Walau pada jangkauan
diferensial GPS dan keakuratan mungkin tampak lemah, di dalamnya sistem Decca
adalah salah satu minoritas. Kalau tidak, salah satunya, memposisikan sistem
perbaikan siap untuk banyak pelaut. Sejak kebutuhan untuk satu posisi akurat
adalah kurang, keakuratan dikurangi pada jangka panjang adalah bukan sesuatu
masalah yang besar.
2.2.5 OMEGA
2.2.5.1 Sejarah
Selain
menggunakan GPS ada cara lain untuk penentuan posisi, yaitu dengan cara
konvensional atau dengan radio direct wave atau yang biasa kita kenal dengan
OMEGA navigasi. Omega adalah suatu sistem navigasi yang menggunakan gelombang
radio berjangkauan jauh, operasi sistem navigasi hiperbolik pada band frekuensi
10 - 14 KHz yang merupakan gelombang Very Low Frequency dengan sifat perambatan
groundwave.
Omega adalah yang pertama benar-benar global radio navigasi untuk sistem pesawat terbang,
dioperasikan oleh Amerika Serikat bekerjasama dengan enam negara
mitra.`Omega awalnya dikembangkan oleh United State Navy untuk keperluan militer
penerbangan. Pembangunannya disetujui pada tahun 1968 dengan hanya 8 transmitters dan kemampuan mencapai 4
mil (6 km) pada saat pemasangannya.
Setiap stasiun omega mentansmisikan frekuensi sinyal yang rendah yang
terdiri dari pola empat nada unik ke stasiun secara berulang setiap sepuuh
detik. Akhir-akhir ini, omega berkembang menjadi sebuah system yang digunakan
oleh masyarakat sipil. Dengan menerima sinyal dari 3 stasiun, seorang penerima
omega mendapatkan lokasi sebuah posisi sampai 4 mil laut (7,4 km) dengan
menggunakan prinsip tahap pemabanding sinyal.
Stasiun-stasiun omega menggunakan
antenna yang sangat luas untuk mengirimkan sinyal degan frekuensi rendah.
Antenna-antena yang digunakan adalah antenna paying (umbrella antennas). Beberapa antenna omega yang memiliki
konstruksi tertinggi masih bias berdiri.
Salah satunya Omega Tower Paynesville di Liberia.
Enam dari delapan rantai stasiun
yang dioperasikan pada tahun 1971, dari hari ke hari selalu dikelola oleh
United State Coast Guard yang bekerjasama dengan Argentina,
Norwegia, Liberia, dan Perancis. Sedangkan
Jepang dan Australia
menjadi stasiun operasional berikutnya setelah beberapa tahun kemudian.
Karena keberhasilan dari GPS (Global Positioning System), penggunaan
omega ditolak pada tahun 1950-an, sampai ke titik dimana biaya operasi omega
tidak dapat lagi dibenarkan. Omega diberhentikan pengoperasiaannya pada 30
September 1007, dan semua stasiun omega juga diberhentikan.
2.2.5.2 Metode pengoperasian OMEGA
Sistem navigasi
Omega sama seperti Decca, yaitu sistem yang menggunakan beberapa land-based
transmitting station yang ditempatkan terpisah beberapa ratus miles dan
diorganisasi dalam chains. Omega menggunakan 8 stasiun yang terpisah pada jarak
5.000 – 6.000 mil.
Dengan prinsip
pengiriman gelombang pulsa dari stasiun transmitter ke receiver, maka akan
diperoleh perbedaan fase antara gelombang dari stasiun master dan stasiun
sekunder. Perbedaan tersebut dikonversikan ke suatu nilai jarak tertentu untuk
mendapatkan hyperbolic lines of position. Titik perpotongan 2
garis hiperbolik adalah posisi penerima.
2.2.5.3 Kelebihan dan kelemahan
1.
Menggunakan gelombang radio pada frekuensi 10 – 14 kHz
dan jarak jangkauannya sangat luas.
2. Jenis gelombang yang digunakan adalah
unmodulated continous wave
3.
Kesalahan penilikannya , 1 – 2 mil (in rms)
4.
Dapat digunakan
baik pada malam maupun siang hari
2.2.6 CONSOL
2.2.6.1 Sejarah
Consol dikembangkan di Jerman dan disebut sebagai ‘Sonne’. Consol
merupakan alat bantu utama yang digunakan oleh orang Jerman selama perang.
Consol adalah salah satu alat navigasi yang direkomendasikan ICAO navaids
setelah WW II.
2.2.6.3 Metode pengoperasian CONSOL
Suatu sistem navigasi dengan
menggunakan gelombang radio berjangkauan jauh, operasi sistem navigasi
hiperbolik pada band frekuensi 250 - 370 KHz yang merupakan gelombang Low
Frequency dengan sifat perambatan groundwave.
Sebuah stasiun consol terdiri dari tiga aerials sited yang berada dalam
satu garis lurus dengan jarak udara dari sejumlah panjang gelombang yang
memisahkan kedua sisi terluar dari aerials. Karena pembelokan di kedua sisi
terluar dari aerial akan menjadikan cerminan di salah satu sisinya.
Waktu yang dibutuhkan untuk
mempertahankan garis penuh adalah (1/8 detik) dan untuk garis putus-putus
adalah 3/8 detik. Dengan cara ini sejumlah equisignal arah yang ditetapkan
harus dibedakan satu dengan yang lain dengan mencari arah proses navigasi. Hal
ini dicapai dengan mengubah fase terluar kedua aerial secara perlahan sehingga
setelah periode yang disebut “pensapuan” mengalami pembelokan atau
penyimpangan. Perubahan fase yang lambat ini menambah dan sedikit memisahkan
fase garis putus-putus. Efek dari “pensapuan” ini adalah untuk memutar titik
dan garis putus-putus dalam satu arah.
Keakuratan consol dapat meningkat
tajam yang membuat pemisahan arah equisignal yang lebih kecil (hal ini dapat
dilakukan dengan meningkatkan spasi udara) tetapi batasnya dapat ditentukan
sesuai kebutuhan, dengan mencari arah atau proses navigasi lainnya untuk
menentukan antara dua posisi equisignal pada saat jatuh.
Sistem navigasi Consol
menggunakan beberapa land-based transmitting station yang ditempatkan terpisah
beberapa ratus miles dan diorganisasi dalam chains. Consol chain terdiri dari
tiga stasiun, dimana setiap stasiun terdapat 3 tower pemancar. Dengan prinsip
pengiriman gelombang dari stasiun transmitter ke receiver, maka akan diperoleh
kurva hiperbola yang mendekati garis lurus (collapse). Titik perpotongan 2
garis hiperbolik adalah posisi penerima.
2.2.6.4 Kelebihan dan kelemahan
Hal-hal yang perlu diketahui tentang CONSOL:
- Menggunakan gelombang radio pada frekuensi 250 – 370 kHz dan jarak jangkauannya 1000 – 1500 mil.
- Jenis gelombang yang digunakan adalah unmodulated continues wave.
- Kesalahan penilikannya , 0.2 – 1.5o (in rms)
- Penggunaanya terbatas pada bagian timur atlantik utara.
- Dapat digunakan baik pada malam maupun siang hari
terima kasih atas materi tersebut :)
BalasHapusterimaksih banyak, pak tegar. Sudah membantu jawaban tentang alat navigasi elektronik
BalasHapuskasik pemasukan lagi donk pak tegar, Untuk penggunaan alat navigasi elektronik yang ada di kapal bagaimana penjelasannya.. termakasih sebelumnya.
BalasHapusTerima kasih pak tegar atas penjelasannya mengenai navigasi elektronik
BalasHapusTerimakasih,sangat jelas, lanjutkan donk, sampai era Digital sekarang.
BalasHapus