Rabu, 11 April 2012

TRAWL Beam Trawl


1.      Definisi dan Klasifikasi
Beam trawl atau fix-mounth trawl adalah jaring tarik dimana dibukanya mulut dikarenakan adanya rentangan kayu atau besi pada mulut jaring. Rentangan itu bisa berbentuk bingkat empat persegi panjang atau menyerupai huruf U terbalik atau seperti tapal kuda (Subani barus,1989).
Beam trawl termasuk ke dalam klasifikasi alat tangkap trawl.

2.      Alat Penangkapan Ikan
Parameter utama dari Beam trawl adalah memiliki bimgkai (beam) pada jaring dan bingkainya. Bentuk jaring lebih menyerupai kerucut dan tanpa sayap atau kaki dan terbuat dari bahan jaring benang katun, nilon, dan polyethylene (Subani barus,1989).
·         Kantong jaring
Kantong jaring terbuat dari synthetic fiber polyethylene ini terbentuk kerucut dan berfungsi sebagai tempat pengumpul hasil tangkapan.
·         Badan
Bagian badan berfungsi untuk menyeleksi hasil tangkapan. Bahan jaring bisa terbuat katun, nilon, dan polyethylene.
·         Bingkai
Bingkai bebentuk seperti huruf U terbalik atau kotak terbuat dari besi atau kayu. Bingkai berfungsi sebagai pembuka mulut bagian atas.
·         Tali tarik
Tali tarik biasanya terbuat dari kawat baja dan berfungsi sebagai penghubung antara jaring dan kapal. Biasanya terbuat dari bahan polyethylene.
·         Tali Ris bawah
Tali Ris bawah terbuat dari bahan polyamide yang di pasang di sepanjang mulut jaring bagian bawah.

3.      Kelengkapan alat dalam unit penangkapan ikan
3.1    Kapal
Kapal adalah alat yang membantu dalam pengoperasian trawl, yang berfungsi untuk menyeret jaring dari dasar perairan. Jenis kapal yang digunakan sangat bervariasi terantung dari ukuran jaring dan daya tampung. Umumnya kapal yang digunakan adalah perahu layar ataupun motor tempel, baik terbuat dari kayu maupun logam (Subani barus,1988).
            Nelayan
Nelayan yang mengoperasikan beam trawl ini adalah sekitar 10 orang dengan pembagian tugas, satu orang sebagai pengendali kappa, satu orang sebagai fishing master, dan sisanya mengoperasikan alat tangkap (Subani barus,1989).
            Alat Bantu
Dalam pengoperasian alat tangkap ini memerlukan alat bantu berupa fishing finder yang berfungsi untuk mengukur kedalaman perairan sehingga dapat menentukan panjang tali selambar yang akan diturunkan, try net pada lambung kapal yang berfungsi untik memprediksi hasil tangkapan, winch yang digunakan untuk menggulung tai tarik, line hauler yang digunakan untuk tali penarik dan digunakan mengangkat jaring ke kapal, mesin pendingin yang digunakan untuk mendinginkan hasil tangkapan (Subani barus,1989).
            Umpan
Dalam pengoperasiannya, alat ini tidak menggunakan umpan karena tergolong sebagai alat tangkap bersifat aktif (Subani barus,1989).



4.      Metode Pengoperasian
Beam trawl ini dioperasikan dengan ditarik menulusuri dasar perairan oleh kapal. Kemudian melakukan setting yaitu penurunan jaring oleh awak kapal, menurunkan trawl. Setelah itu dilakukan penarikan jaring menggunakan line hauler yang lamanya 1-2 jam, tergantung daerah penangkapan (Subani barus,1989).

5.      Daerah Pengoperasian
Daerah penangkapan yang dipilih adalah yang permukaannya rata, berdasar lumpur atau lumpur pasir, misalnya di Bali. Beam trawl tersebut secara komersial sudah tidak atau jarang dipergukan kecuali untuk keperluan-keperluan penelitian guna memperoleh contoh biodata dasar seperti yang digunakan oleh BPPL pada tahun 1960-an (Subani barus,1989).

6.      Hasil Tangkapan
Hasil tangkapan utama adalah udang rebung ( Penaeus merguensis), udang windu (P.monodon), udang dogol (Metapenaeus eusis), dan udang krosok (Parapenaeopsis). Sedangkan hasil tangkapan sampingan dapat berupa ikan petek (Leiognathus spp.), gulamah (Scienna spp.), rajungan ( Portunus pelagicus), cumi-cumi (Loligo spp.) (Subani barus,1989).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar