Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian
Bogor, Rokhmin Dahuri mengatakan perlu ada terobosan dalam menggali
sumber penerimaan negara. Salah satunya dengan mengeksplorasi sektor
kelautan dan perikanan. Menurut Rokhmin Dahuri, negeri ini sangat kaya
akan potensi di sektor tersebut.
Rokhmin sangat yakin sektor kelautan dan perikatan dapat menjadi sumber
baru pendapatan negara, karena 45 persen total barang dan komoditas yang
diperdagangkan di dunia dikapalkan melalui laut Indonesia.
"Secara keseluruhan nilainya mencapai USD 1.500 triliun per tahunnya,"
kata Rokhimin saat Rapat Dengar Pendapat Umum dengan Badan Anggaran DPR,
di Jakarta, Rabu (14/12).
Dijelaskan, perlu ada pemahaman yang tepat soal ekonomi kelautan.
Menurutnya, domain ekonomi kelautan adalah kegiatan ekonomi yang
berlangsung di wilayah pesisir dan laut. Bukan hanya soal perikanan
tangkap, melainkan juga perikanan budidaya, industri pengelolaan hasil
ikan, industri bioteknologi, pariwisata bahari, pertambangan dan energi,
perhubungan laut, serta industri dan jasa maritim.
"Sementara ini penanganan ekonomi kelautan belum maksimal," kata Rokhimin.
Data tahun 2010, yang disampaikannya menunjukkan, sumbangan Produk
Domestik Bruto baru 3,1 persen, Penerimaan Negara Bukan Pajak Rp126
miliar, nilai ekspor mencapai Rp2,8 miliar dan penyerapan tenaga kerja
sebanyak 6,5 juta orang.
Dia menjelaskan, kalau situasi distribusi ekonomi masih seperti sekarang
ini, susah bagi Indonesia untuk maju. Menurutnya, 60 persen ekonomi
disumbangkan Jawa yang luasnya hanya 6,5 persen dari total luas
Indonesia. Sedangkan dua pertiga sisanya oleh Sumatera. "Daerah lain
bagaimana, ini terjadi inefisensi. Sementara di luar Jawa sumber dayanya
banyak dicuri asing," kata dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar